Banyuwangi — Suaraharianpagi.id
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau progres revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan, Jumat (31/10/2025).
Kedua bangunan bersejarah itu sedang direvitalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dijadikan pusat perbelanjaan yang terintegrasi dengan kawasan wisata heritage.
Pembangunan yang dimulai sejak Oktober 2024 itu ditargetkan rampung akhir 2025 dan beroperasi pada Januari 2026, dengan total anggaran mencapai Rp152 miliar. Saat ini, progresnya telah mencapai 52 persen.
“Kami meninjau lokasi Pasar Induk Banyuwangi yang tengah direvitalisasi. Proyek ini sudah berjalan sekitar satu tahun dan diharapkan selesai akhir tahun depan agar segera dimanfaatkan masyarakat,” ujar AHY, didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, jajaran Kemen PUPR, dan Forkopimda Banyuwangi.
Pasar Induk Banyuwangi berdiri di atas lahan 10.600 meter persegi dengan dua bangunan utama. Pasar sisi utara terdiri atas 209 kios/los di dua lantai, sedangkan sisi selatan memiliki 568 kios/los. Secara keseluruhan, luas bangunan mencapai 15.872 meter persegi dengan kapasitas total 777 kios dan los.
“Harapannya, pasar yang direvitalisasi ini bisa semakin menggeliatkan ekonomi masyarakat Banyuwangi. Penjual dan pembeli pun bisa lebih nyaman beraktivitas,” kata AHY.
AHY juga mengapresiasi desain arsitektur pasar dan Asrama Inggrisan yang tetap mempertahankan nilai sejarah serta kearifan lokal.
“Arsitekturnya menarik sekali karena tetap berusaha mempertahankan kekhasan Banyuwangi. Ada bagian yang sengaja dipertahankan sebagai heritage,” ujarnya.
Pasar Induk Banyuwangi akan dibangun dua lantai dengan arsitektur khas Osing. Area pasar akan dibagi menjadi pasar basah, pasar kering, dan zona kuliner, serta dilengkapi gedung parkir.
Sementara itu, Asrama Inggrisan yang merupakan cagar budaya juga tengah direvitalisasi dengan tetap mempertahankan orisinalitas bangunannya.
Bangunan peninggalan era kolonial itu dahulu merupakan kompleks perkantoran telegraf yang menghubungkan Eropa dan Australia pada 1871, dengan Banyuwangi sebagai titik penghubung kabel bawah laut. Nantinya, kawasan ini akan dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi.
“Saya senang revitalisasi ini bisa menyerap tenaga kerja lokal. Ada sekitar 250 pekerja setiap hari, sebagian besar dari Banyuwangi. Semoga proyek ini terus membuka lapangan kerja bagi warga,” kata AHY.
Project Manager Revitalisasi, Ikhwan Fatoni, menyebut progres pembangunan terus berjalan sesuai rencana.
“Pekerjaan sudah masuk tahap finishing. Kami optimis rampung pada Desember 2025. Jika diperlukan, jumlah pekerja akan kami tambah agar selesai tepat waktu,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasi atas dukungan pemerintah pusat terhadap pembangunan daerahnya.
“Terima kasih kepada pemerintah pusat atas perhatian dan dukungannya. Semoga pasar dan Asrama Inggrisan yang tampil dengan wajah baru ini menjadi destinasi baru yang menggeliatkan ekonomi warga,” tutur Ipuk.*red
