Pemerhati sejarah di Jombang, Arif Yulianto menunjukkan peta lama di mana wilayah di Jombang saat ini pada peta tersebut disebut dengan Tryk Madjapait.(dok. Arif)
Jombang – Suaraharianpagi.id
Kemasyhuran Kerajaan Majapahit yang wilayah kekuasaannya meliputi Nusantara dinilai layak dijadikan spirit tetenger atau penanda Hari Jadi Kabupaten Jombang. Pasalnya, Jombang memiliki banyak peninggalan bersejarah dari era Majapahit, baik berupa candi, situs, hingga warisan budaya dan kesenian.
Hal itu disampaikan pemerhati sejarah Jombang, Arif Yulianto, pada Senin (18/8).
“Kalau mau mengambil spirit, ya sekalian yang besar. Ini penting karena untuk tetenger. Spirit yang besar bisa menumbuhkan semangat sekaligus kebanggaan,” ujar Arif.
Menurutnya, banyak temuan benda bersejarah dari era Majapahit ditemukan di Jombang. Hal itu menunjukkan Jombang merupakan bagian penting pada masa kejayaan kerajaan tersebut.
Pria yang akrab disapa Cak Arif itu menyebut, di wilayah selatan Jombang terdapat Candi Rimbi. Sementara di utara ada Petirtaan Sumberbeji yang diduga dibangun pada era Kadiri namun tetap digunakan hingga masa Majapahit.
“Banyak sekali temuan lain dari era Majapahit yang bisa dilihat di museum mini Disdikbud Jombang,” ungkap anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang tersebut.
Selain itu, Cak Arif juga menyinggung keberadaan patok-patok batu di sejumlah wilayah Kesamben, Jombang, yang diyakini sebagai penanda batas wilayah bebas pajak atau batas suci. Bentuknya identik dengan patok batu di Klintirejo, Sooko, Mojokerto yang juga berasal dari era Majapahit.
Tak hanya situs fisik, Jombang juga memiliki warisan budaya yang kuat. Di Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, misalnya, terdapat kesenian Wayang Topeng Jatiduwur yang diduga berasal dari masa Majapahit.
“Bahkan ada yang berpendapat, kesenian itu bagian dari instrumen Panji. Panji sendiri adalah karya sastra asli Nusantara yang menunjukkan kemandirian bangsa dalam bidang sastra,” jelasnya.
Jejak Majapahit juga ditemukan di utara Sungai Brantas, tepatnya di Dusun Bedander, Desa Sumber Gondang, Kecamatan Kabuh. Di lokasi tersebut terdapat benda yang diduga dorpel pintu rumah Ki Bedander serta ritual mengelilingi Pager Banon yang diyakini berkaitan dengan Majapahit.
“Bedander juga diyakini pernah menjadi tempat persembunyian Raja Jayanegara oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada saat meletus pemberontakan Ra Kuti,” pungkas Cak Arif.
Sebagai informasi, hingga kini Kabupaten Jombang belum memiliki Hari Jadi resmi. Beberapa tahun lalu pembahasan terkait hal ini sempat digulirkan.
Namun, pada masa pemerintahan Bupati Mundjidah Wahab dan Wakil Bupati Sumrambah ditetapkan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang pada 21 Oktober, merujuk pada turunnya SK Bupati Jombang pertama, R.A.A. Soeroadiningrat V, pada 21 Oktober 1910.*sw
