Ning Ita bersama para kader motivator dan TP PKK(suaraharianpagi.id/red)
Kota Mojokerto – suaraharianpagi.id
Kolaborasi erat antara kader motivator, TP PKK, tenaga kesehatan, Satlinmas, Karang Taruna, dan aparatur kelurahan di Kota Mojokerto membuahkan hasil nyata. Program prioritas Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dicanangkan Pemerintah Kota Mojokerto berhasil menembus capaian 58,35 persen per 26 Agustus 2025, jauh melampaui target nasional sebesar 36 persen.
Capaian ini terwujud berkat pola penguatan tatap muka yang terus digerakkan di setiap kelurahan. Para kader yang menjadi ujung tombak lapangan aktif memberikan edukasi, mendampingi masyarakat, hingga menghubungkan layanan kesehatan dengan kebutuhan warga.
“Rata-rata 75 persen kader kini bergerak aktif bersama tenaga kesehatan, TP PKK, aparatur kelurahan, dan Satlinmas. Sinergi inilah yang mendorong capaian layanan kesehatan kita melampaui target nasional,” ujar Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari.
Menurutnya, CKG dirancang untuk memastikan masalah kesehatan terdeteksi lebih awal dan ditangani sesuai standar. Tujuannya tidak lain untuk menurunkan angka kematian, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta mendorong produktivitas warga.
Selain keberhasilan CKG, Kota Mojokerto juga mencatat progres signifikan dalam percepatan penurunan stunting. Dari 88 balita stunting di awal tahun 2025 (1,54 persen), jumlahnya turun menjadi 77 balita atau 1,35 persen pada Juli 2025.
“Angka ini sangat jauh di bawah target nasional 14 persen maupun target Jawa Timur 15,6 persen. Penurunan 0,19 persen ini bukti nyata gerakan bersama antara pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat,” jelas Ning Ita.
Intervensi dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemantauan remaja putri untuk mencegah anemia, pemeriksaan calon pengantin, pengawasan ibu hamil, hingga pemberian gizi tambahan untuk balita stunting melalui susu PKMK dan PMT selama tiga bulan.
Sinergi juga mendorong perbaikan layanan publik. Aspirasi masyarakat yang muncul, seperti kebutuhan IGD 24 jam di Puskesmas, langsung ditindaklanjuti. Saat ini, Pemkot Mojokerto telah membuka kembali IGD 24 jam di Puskesmas Kedundung dan memperkuat edukasi standar kegawatdaruratan di rumah sakit.
“Semua masukan masyarakat menjadi bahan evaluasi. Kami ingin layanan kesehatan tidak hanya tersedia, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan warga,” tegas Ning Ita.
Dengan capaian yang melebihi target nasional dan progres signifikan dalam penurunan stunting, Pemkot Mojokerto menegaskan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja bersama. Pendekatan humanis dan kolaborasi lintas sektor diyakini menjadi modal utama untuk mewujudkan Kota Mojokerto yang sehat, tangguh, dan sejahtera. *ds
