
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Budaya gotong royong yang diwariskan lintas generasi kembali menjadi perekat sosial di Dusun Sidomulyo, Desa Kertosari, setelah dapur Ibu Sholifatin (68) roboh lantaran usia bangunan yang sudah rapuh.
Koramil 0815/13 Kutorejo bersama puluhan warga setempat bergotong-royong memperbaiki dan membersihkan material runtuhan, menandai kolaborasi kuat antara TNI dan masyarakat. Minggu (18/5),
Dipimpin langsung Babinsa Kertosari, Serka Erwindayana, tiga anggota Koramil dan 25 warga tak kenal lelah mengangkat genteng, meratakan tanah, serta memasang kembali rangka atap dapur yang ambruk.
“Ini bukan sekadar memperbaiki bangunan, melainkan merawat nilai kebersamaan yang sudah lama mengakar di desa kami,” ujar Serka Erwindayana.
Kepala Desa Kertosari, Tantoko Endro, dan Kepala Dusun Sidomulyo, Nurkholis, turut memantau jalannya karya bakti. Keduanya menyampaikan apresiasi atas inisiatif Babinsa yang tak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga memberdayakan warga melalui aksi nyata.
“Keterlibatan aktif warga terutama generasi muda menunjukkan bahwa tradisi saling membantu masih sangat hidup,” kata Tantoko.
Di Makoramil, Danramil 0815/13 Kutorejo, Kapten Inf Budiyono, menegaskan bahwa kepedulian TNI tidak berhenti pada operasi militer saja.
“Kami hadir di mana pun masyarakat membutuhkan, terutama saat musibah menimpa. Gotong royong adalah modal sosial yang harus terus kita pelihara,” tuturnya.
Tak hanya berdampak fisik, kegiatan karya bakti ini juga menjadi momen pembelajaran bagi para remaja desa tentang pentingnya solidaritas.
Setelah pekerjaan utama selesai, Serka Erwindayana mengajak mereka menggelar diskusi singkat tentang cara menjaga bangunan tua agar lebih awet dan aman.
Penanganan cepat atas dapur roboh tersebut menjadi contoh sinergi positif antara aparat dan masyarakat. Koramil 0815/13 Kutorejo berkomitmen melanjutkan program serupa ke desa-desa lain, sembari menanamkan nilai kebersamaan dan kepedulian sosial sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. *arp/ds