Alfita saat berjabat tangan dengan Wakil Ketua DPRD Jombang Donny Anggun didampingi Kades Kepatihan Erwin Pribadi (suaraharianpagi.id/red)
Jombang – suaraharianpagi.id
Seorang remaja perempuan asal Jombang, Jawa Timur, menjadi sorotan berkat dedikasinya yang luar biasa.
Alfita Surya Dewi, siswi kelas 9 SMP Negeri 1 Jombang, bukan hanya dikenal sebagai pelajar berprestasi, tetapi juga sebagai cucu yang penuh tanggung jawab dalam merawat neneknya, Saripah (80), yang mengalami kelumpuhan akibat osteoporosis.
Mereka tinggal di gang sempit di Desa Kepatihan 5 Gang Baru, RT 1 RW 9, Kecamatan Jombang akses yang bahkan tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
Di usia yang masih belia, Alfita memikul beban ganda: mengurus rumah tangga dan mendampingi sang nenek yang hanya bisa bergerak dengan bantuan alat bantu jalan (walker) dan kursi roda.
Meski hidup dalam keterbatasan, Alfita tak pernah mengeluh. Ia tetap optimis mengejar cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Jombang, salah satu sekolah favorit di Kota Santri.
Warga sekitar menyebut Alfita sebagai sosok anak yang tabah dan cerdas. Tak sedikit dari mereka turut membantu, mulai dari urusan administrasi bantuan sosial hingga keperluan sehari-hari.
Kisah haru Alfita terungkap ketika Wakil Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Donny Anggun, bersama Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, mengunjungi rumah mereka pada Minggu (1/6) petang.
Kunjungan tersebut bertujuan memastikan bahwa hak-hak dasar Alfita dan neneknya, seperti akses kesehatan dan pendidikan, tetap terpenuhi.
Dari kunjungan itu terungkap bahwa Kartu Indonesia Sehat (KIS) milik Saripah belum termasuk dalam skema Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang berarti masih membayar mandiri.
Menyikapi hal tersebut, Donny bersama perangkat desa langsung berinisiatif mengurus perubahan status agar biaya kesehatan Saripah bisa ditanggung oleh pemerintah.
Sementara itu, Alfita disebut telah terdaftar sebagai penerima Program Indonesia Pintar (PIP) serta beberapa beasiswa lainnya.
Kondisi rumah yang mereka tinggali cukup bersih meski sederhana. Di ruang tamu tidak tersedia perabot seperti meja atau kursi, hanya ada tikar dan kursi roda yang terletak di dekat pintu.
Saat kunjungan DPRD dan perangkat desa, hanya Alfita yang menyambut karena nenek Saripah berada di kamar dalam kondisi sakit.
Menurut informasi dari pemerintah desa, Alfita telah hidup bersama sang nenek sejak duduk di bangku kelas 5 SD, setelah kakeknya meninggal. Ibunya meninggal saat melahirkan Alfita dan saudara kembarnya, Elfita. Kakaknya tinggal bersama sang ayah, yang kini telah menikah lagi, sedangkan Elfita diasuh kerabat ibu di Surabaya.
Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi, menyatakan pihaknya terus memantau kondisi keluarga ini. Bahkan, ia kerap membantu kebutuhan Alfita dan Saripah dari dana pribadinya, serta menggandeng pihak legislatif untuk mengupayakan bantuan lebih lanjut.
Dalam kunjungannya, Erwin dan Donny juga membawa bantuan sembako serta perlengkapan sekolah. Mereka meminta dukungan warga sekitar untuk turut serta mengawasi dan melaporkan bila ada kebutuhan mendesak dari keluarga Alfita.
“Kami ingin memastikan tidak ada warga yang luput dari perhatian, terutama mereka yang berada dalam kondisi rentan seperti ini,” ujar Erwin. *red
