
Remaja yang diamankan di Mapolres Mojokerto kota saat diserahkan kepada orangtuanya.(Suaraharianpagi.id/dsy)
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Media sosial kembali menjadi pintu masuk ajakan provokatif bagi remaja. Hal itu terbukti ketika Polresta Mojokerto bersama TNI mengamankan 49 remaja dari berbagai lokasi di Kota Mojokerto, Senin pagi (1/9/2025). Mereka diduga hendak mengikuti aksi demo yang sebelumnya beredar di grup percakapan.
Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Herdiawan Arifianto, menjelaskan patroli skala besar dilakukan untuk mencegah potensi kericuhan setelah muncul informasi adanya rencana aksi.
Meskipun rencana aksi itu sudah dibatalkan, Polisi bersama TNI melaksanakan patroli gabungan dan menyisir sejumlah titik rawan seperti Joging Track (JT), Hutan Kota, Alun-alun, Penarip, hingga bawah Jembatan Gajah Mada.
“Sebagian besar yang kami amankan adalah pelajar. Mereka kami dapati berkumpul di luar sekolah saat jam pelajaran. Dari ponsel mereka, kami temukan chat berisi ajakan ikut aksi, padahal aksi itu sudah dibatalkan,” ungkap Herdiawan.
Isi percakapan yang ditemukan, lanjut Kapolres, bernada provokatif dan mengarah pada tindakan melanggar hukum. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, seluruh remaja dibawa ke Mapolresta Mojokerto. Dari hasil pendataan, diketahui mereka tidak hanya berasal dari Mojokerto, tetapi juga dari Sidoarjo dan Jombang.
Setelah dilakukan pemeriksaan, polisi menghadirkan pihak sekolah serta orang tua masing-masing. Sebelum dipulangkan, para remaja diberi tausiah kebangsaan oleh seorang ustaz sebagai bentuk pembinaan moral dan edukasi.
“Ini adalah langkah preventif agar mereka tidak terjerumus lebih jauh. Kami ingin mereka paham bahwa ajakan-ajakan di media sosial bisa menyesatkan bila tidak disaring,” tegas Herdiawan.
Ia juga menegaskan, Forkopimda Kabupaten dan Kota Mojokerto sudah menekankan bahwa sekolah tetap berjalan normal, baik tatap muka maupun daring. Artinya, pelajar seharusnya berada di sekolah, bukan berkumpul di tempat umum.
Melalui kejadian ini, Kapolres mengimbau orang tua dan pihak sekolah lebih aktif mengawasi aktivitas anak, khususnya di dunia maya.
“Mari kita jaga Mojokerto Raya agar tetap kondusif. Jangan biarkan generasi muda kita terprovokasi oleh ajakan yang tidak jelas di media sosial,” pungkasnya.*dsy