
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Pemerintah resmi memulai pembangunan 18 gudang ketahanan pangan di 12 Polda secara serentak. Presiden Prabowo Subianto memimpin peresmian itu secara daring dari Kalimantan Barat. (Kamis, 5/6).
Salah satu gudang yang dibangun terletak di Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Gudang milik Polda Jatim itu berdiri di atas lahan seluas 10.500 meter persegi milik Polri, dengan anggaran sebesar Rp11,1 miliar dari APBN 2025.
Proyek ini ditargetkan rampung dalam 120 hari kerjamulai 3 Juni hingga 30 September 2025 dan memiliki kapasitas tampung hingga 1.000 ton jagung.
“Ini adalah bentuk komitmen Polri dalam mendukung program swasembada pangan nasional,” kata Karorena Polda Jatim, Komisaris Besar Harries Budhiharto, saat memimpin peletakan batu pertama di Mojokerto.
Gudang akan dilengkapi fasilitas lengkap seperti dua unit bangunan penyimpanan (Gudang A dan B), kantor, musala, dan pos jaga. Seluruh jagung yang ditampung rencananya akan diserap oleh Bulog dari hasil panen para petani di Mojokerto.
Proyek ini dikerjakan oleh kontraktor CV Ruas Bambu dan PT Elemen Tiga Tiga sebagai konsultan manajemen konstruksi. Harries meminta seluruh pihak yang terlibat memastikan proyek berjalan sesuai spesifikasi: tepat mutu, waktu, dan manfaat.
“Ini bukan sekadar bangunan fisik, tetapi bagian dari sistem besar ketahanan pangan nasional. Harus zero accident dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Presiden Prabowo dalam pidatonya ang yang bertepatan dengan panen jagung di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, menyebut pembangunan gudang ini sebagai bagian dari arah kebijakan pangan nasional. Ia mengapresiasi Polri yang dinilai turut aktif menjalankan visi pemerintah.
“Setiap provinsi harus bisa swasembada. Inilah kunci kedaulatan kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,” kata Prabowo saat bersamaan memimpin panen raya jagung kuartal II di Desa Bange.
Prabowo menyatakan optimistis Indonesia tak hanya mampu berhenti impor jagung, tetapi juga menjadi eksportir pada 2026. Jika pada 2024 Indonesia masih mengimpor 500.000 ton jagung, pada 2025 produksi nasional sudah mencatatkan kenaikan signifikan.
“Kita naikkan produktivitas dari 4 ton jadi 6-8 ton per hektare. Kuartal I 2025 produksi jagung mencapai 9 juta ton, naik 48 persen dari kuartal I 2024,” kata dia.
Ia menambahkan, pemerintah juga berkomitmen menaikkan penghasilan petani sebagai bagian dari strategi ketahanan pangan. “Saya yakin Indonesia akan jadi lumbung pangan dunia,” tegasnya. *sw/red