Wakil Bupati foto bersama seusai upacara (suaraharianpagi.id/red)
Kabupaten Mojokerto – suaraharianpagi.id
Suasana khidmat menyelimuti Lapangan Cikaran Korem 082/CPYJ, Senin pagi (2/6), saat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila digelar di jantung Kota Mojokerto.
Hadir dalam barisan peserta, Wakil Bupati Mojokerto M. Rizal Octavian, bersama jajaran Forkopimda Mojokerto Raya, prajurit TNI, Polri, ASN, dan elemen masyarakat yang sejak pagi memadati lokasi.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Batara Alex Bulo membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi.
Dalam sambutannya, Kolonel Batara menegaskan bahwa Pancasila bukan sekadar teks sejarah atau warisan dokumen konstitusional. Lebih dari itu, Pancasila adalah jiwa bangsa, fondasi nilai, dan bintang penuntun dalam setiap gerak pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
“Dalam Pancasila, kita diajarkan bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan perpecahan. Pancasila adalah rumah besar yang menyatukan segala perbedaan,” ucapnya tegas.
Tema nasional tahun ini, “Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045”, menjadi pengingat bahwa nilai-nilai dasar bangsa harus terus ditanamkan di tengah arus globalisasi, digitalisasi, dan tantangan ideologis seperti ekstremisme, radikalisme, dan disinformasi.
Kolonel Batara juga mengupas visi besar Asta Cita, delapan agenda prioritas menuju Indonesia 2045. Salah satu pilarnya adalah penguatan ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia sebagai penyangga utama dalam menghadapi krisis moral dan ketimpangan sosial.
“Kemajuan ekonomi tanpa nilai-nilai Pancasila hanya akan melahirkan kesenjangan. Kemajuan teknologi tanpa panduan moral bisa mengancam kemanusiaan,” tandasnya.
Ia menekankan pentingnya pembudayaan Pancasila sejak usia dini bukan hanya di ruang kelas, tapi juga di rumah, di tempat kerja, dan dalam interaksi sehari-hari.
Sekolah dan kampus harus menjadi pusat tumbuhnya generasi berkarakter, sementara birokrasi dituntut menjalankan pelayanan publik yang adil dan berpihak pada rakyat.
“Pembangunan ekonomi pun harus inklusif, memberi ruang sebesar-besarnya bagi UMKM, koperasi, dan pelaku ekonomi kerakyatan,” imbuhnya.
Mengakhiri amanatnya, Kolonel Batara menyerukan agar semua elemen bangsa dari pemerintah pusat dan daerah, tokoh agama, ASN, pemuda, hingga masyarakat umum bersatu dalam menanamkan Pancasila sebagai nilai hidup dan semangat kebangsaan.
“Marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai keberagaman, dan menjadikan Pancasila sebagai denyut nadi pembangunan. Bangsa yang besar bukan hanya kuat ekonominya, tapi juga luhur budi dan bijak rakyatnya,“ pungkasnya.
Upacara ditutup dengan doa lintas agama dan penghormatan kepada para pendiri bangsa. Para peserta membubarkan diri dengan penuh ketertiban membawa pulang semangat persatuan dan nilai luhur Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. *red
