
Ning ita bersama Prof. KH. Ali Maschan Moesa di acara Mojokerto bersholawat (suaraharianpagi.id/dok.kom)
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Dalam suasana penuh kehangatan dan kekhusyukan, ribuan warga Kota Mojokerto memadati area parkir GOR Seni Majapahit pada Jumat malam (13/6), mengikuti gelaran Mojokerto Bersholawat sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto.
Di tengah tantangan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, kegiatan ini menjadi ruang spiritual bagi warga untuk bersatu dalam doa dan harapan.
Lantunan salawat menggema, dipimpin grup hadrah Liwaul Hamdi, membentuk suasana religius yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, terutama kaum perempuan yang tampak mendominasi barisan jamaah.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari atau Ning Ita, menyampaikan bahwa Mojokerto Bersholawat merupakan ikhtiar batiniah yang penting, terlebih ketika tantangan ekonomi kian terasa, terutama di daerah dengan struktur ekonomi yang sangat bergantung pada sektor perdagangan dan jasa.
“Lewat kegiatan ini, kita memohon keberkahan bagi Kota Mojokerto. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan perlindungan-Nya untuk kota tercinta kita,” tutur Ning Ita dalam sambutannya.
Ia mengajak warga untuk meneladani kekompakan yang pernah membawa Mojokerto bangkit dari pandemi COVID-19 dalam waktu singkat. Menurutnya, semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi modal sosial yang tak ternilai dalam menghadapi segala bentuk krisis.
“Saya percaya, masyarakat Mojokerto mampu melewati tantangan ekonomi ini sebagaimana kita pernah melewati masa-masa sulit sebelumnya. Dengan kerja sama, tidak ada yang mustahil,” tegasnya.
Acara juga diisi dengan tausiah dari ulama kharismatik Prof. KH. Ali Maschan Moesa yang memberikan pencerahan tentang pentingnya memperkuat iman, moral, dan kesabaran dalam menghadapi tekanan zaman.
Tak kalah menarik, seniman kondang Abah Kirun hadir menyampaikan pesan-pesan moral melalui humor khasnya yang mengundang tawa sekaligus renungan mendalam.
Mojokerto Bersholawat tidak hanya menjadi peristiwa seremonial, tapi juga simbol dari semangat kolektif masyarakat dalam menyambut usia ke-107 kotanya dengan jiwa yang teguh, spiritualitas yang kuat, dan harapan yang menyala untuk masa depan yang lebih sejahtera. *ds