
Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian, beri sambutan dalam acara peluncuran BMM di Masjid Baitul Mansyur. (suaraharianpagi.id/red)
Kabupaten Mojokerto – suaraharianpagi.id
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) merintis terobosan baru dalam pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid.
Melalui Program Baznas Microfinance Masjid (BMM) yang resmi diluncurkan di Masjid Baitul Manshur, Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko, Kamis (19/9), masjid kembali ditegaskan sebagai pusat aktivitas umat, termasuk dalam bidang ekonomi.
Program ini diawali dengan penyaluran modal usaha sebesar Rp150 juta untuk 53 penerima manfaat di Desa Kedungmaling. Modal tersebut diharapkan menjadi pintu lahirnya pelaku usaha mikro dan ultra mikro yang mandiri serta berdaya saing.
Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian, yang hadir dalam acara peluncuran, menekankan pentingnya mengembalikan fungsi masjid sebagaimana di masa Rasulullah SAW.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat peradaban dan penguatan ekonomi umat. Melalui program ini, kita ingin menumbuhkan kembali semangat itu di Mojokerto,” tegasnya.
Menurut Wabup yang akrab disapa Mas Rizal ini, dana yang diberikan bukan sekadar bantuan, melainkan amanah yang harus dikelola secara bijak.
Ia meminta penerima manfaat menggunakan dana untuk kegiatan produktif, mulai dari pengembangan usaha, pembelian bahan baku, hingga peningkatan kualitas produksi.
“Jangan konsumtif. Jadikan modal ini sebagai langkah awal untuk bangkit, agar usaha dan kesejahteraan keluarga bisa meningkat,” pesannya.
Program BMM diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat kecil pada praktik pinjaman berbunga tinggi dari rentenir.
Dengan akses permodalan sehat berbasis masjid, umat diharapkan memiliki landasan ekonomi yang lebih kuat, mandiri, dan berkelanjutan.
Lebih jauh, Mas Rizal menilai, apabila seluruh masjid di Mojokerto bergerak aktif dalam pemberdayaan ekonomi, akan tercipta jaringan ekonomi umat yang solid.
“Membangun daerah tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Butuh kolaborasi lintas sektor. Jika ratusan masjid di Mojokerto ikut serta, Insyaallah kesejahteraan masyarakat bisa tercapai,” ujarnya.
Acara peluncuran ditutup dengan doa bersama, sebagai ikhtiar agar program ini mendapat keberkahan, berjalan lancar, dan mampu memberi manfaat luas bagi masyarakat Mojokerto. *ds