
Sidang tim pengamat pemasyarakatan warga binaan di aula utama lapas kelas IIB Mojokerto.(Suaraharianpagi.id/dsy)
Mojokerto – Suaraharianpagi.id
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto menggelar Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) dengan melibatkan keluarga warga binaan pemasyarakatan (WBP) serta Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Mojokerto.
Sidang berlangsung di Aula Utama Lapas Mojokerto sebagai bagian dari proses penilaian kelayakan program integrasi.
Dalam sidang tersebut, sebanyak 16 warga binaan diusulkan untuk mengikuti program integrasi, yang terdiri dari 7 orang untuk Cuti Bersyarat (CB) dan 9 orang untuk Pembebasan Bersyarat (PB).
Sidang dipimpin oleh Kepala Seksi Pembinaan Narapidana dan Anak Didik (Kasi Binadik) Lapas Mojokerto selaku Ketua TPP, didampingi pejabat struktural lainnya.
Kehadiran PK dari Bapas Mojokerto turut memberikan pertimbangan sosial terhadap kesiapan WBP untuk kembali ke masyarakat.
Kepala Lapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menegaskan bahwa pelibatan keluarga merupakan langkah strategis dalam mewujudkan proses integrasi yang transparan dan akuntabel.
“Sidang TPP bersama keluarga dan PK Bapas ini menjadi momentum penting untuk memastikan bahwa setiap WBP yang diusulkan benar-benar siap, baik dari sisi perilaku maupun dukungan lingkungan. Kami ingin proses integrasi berjalan objektif dan bertanggung jawab,” ujar Rudi.
Selain menjadi forum pengambilan keputusan, sidang TPP juga menjadi ruang evaluasi perkembangan sikap dan disiplin warga binaan selama menjalani masa pidana.
Penilaian meliputi aspek pembinaan kepribadian, kemandirian, serta rekam jejak perilaku harian di dalam lapas.
Pelibatan keluarga turut memperkuat dukungan moral bagi warga binaan agar mampu menjaga komitmen dalam memperbaiki diri. Hal ini juga menjadi bagian penting untuk memastikan kesiapan sosial saat kembali ke masyarakat.
Melalui sidang ini, Lapas Mojokerto berharap warga binaan yang diusulkan menjadi teladan bagi WBP lainnya serta siap menjalani tahapan integrasi dengan penuh tanggung jawab.
Lapas Mojokerto menegaskan komitmennya untuk menjalankan pembinaan yang humanis, transparan, dan berorientasi pada pemulihan sosial.*dsy