
Lapas Kelas IIB Mojokerto bersama warga binaan acara Nyate Bareng (suaraharianpagi.id/red)
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Lembaga Pemasyarakaan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto pada momen Idul Adha tahun ini memperlihatkan komitmennya dalam meningkatkan pelayanan kepada warga binaan melalui program “Nyate Bareng Lapas Mojokerto”.
Inisiatif ini digagas oleh Kepala Lapas, Rudi Kristiawan, sebagai wujud kebersamaan dan kekeluargaan di lingkungan lapas.
Kegiatan diawali dengan pelaksanaan Salat Idul Adha bersama pada Jumat pagi, 6 Juni 2025. Seusai salat, panitia lapas menyembelih tiga ekor sapi dan dua belas ekor kambing sebagai hewan kurban.
Daging hasil kurban kemudian diolah untuk beberapa kegiatan, termasuk pembagian kepada warga sekitar dan persiapan acara nyate bareng.
Suasana lapas dipenuhi aroma sate yang dipanggang secara gotong-royong. Sabtu, (7/6)
Petugas dan warga binaan bersama-sama menyiapkan sekitar 5.000 tusuk sate, lengkap dengan nasi, kuah gule, dan berbagai pelengkap lain. Antusiasme terlihat jelas saat proses memasak hingga penyajian berlangsung.
Sebanyak 980 orang tahanan dan narapidana menikmati santapan khas Idul Adha tersebut. Acara ini dihadiri pula oleh Kakanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono; Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, H. Ayni Zuhro; serta Ketua DPRD Kota Mojokerto, Ery Purwanti, menambah khidmat suasana kebersamaan.
Dalam sambutannya, Kalapas Mojokerto, Rudi Kristiawan, menekankan pentingnya rasa kekeluargaan di dalam lapas. “Lapas ini adalah rumah tinggal sementara bagi warga binaan. Dengan makan bersama, kami harap tercipta suasana kondusif, akrab, dan menjaga ketertiban,” ujarnya.
Ia berharap momentum Idul Adha dirasakan serupa dengan perayaan di kampung halaman.
Kadiyono menambahkan bahwa perayaan Idul Adha bukan hanya untuk masyarakat di luar lapas, melainkan juga bagi mereka yang menjalani pembinaan.
“Bapak Kalapas ingin agar saudara-saudara kita di sini merasakan nuansa Idul Adha, tetap terjalin silaturahmi sebagai satu keluarga besar,” jelasnya.
Salah seorang warga binaan, Asyedi (44), merasa sangat terhibur dengan kegiatan ini. Ia menjalani hukuman kasus narkoba sejak 16 Februari 2024 dan mengaku baru pertama kali merasakan pengalaman makan sate bersama.
“Saya bahagia sekali, rasanya seperti di rumah. Bapak Kalapas benar-benar peduli kepada kami,” ungkapnya.
Asyedi juga membandingkan suasana tahun ini dengan Idul Adha sebelumnya, di mana tidak ada hiburan atau acara kebersamaan serupa. Menurutnya, inisiatif makan bareng dan nyate bareng ini membuktikan kepedulian pimpinan lapas, bukan sekadar kata-kata.
Dengan suksesnya acara Nyate Bareng ini, Lapas Kelas IIB Mojokerto menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan kemanusiaan dapat diwujudkan meski di balik jeruji besi. Semoga model ini dapat dicontoh oleh lembaga pemasyarakaan lainnya. *red