
Kabupaten Mojokerto – suaraharianpagi.id
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, meresmikan bantuan sumur bor di Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, pada Senin (24/2).
Program ini merupakan bagian dari inisiatif TNI AD untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan air bersih, terutama di daerah terpencil.
Kunjungan Jenderal Maruli ke wilayah Majapahit ini disambut antusias oleh sejumlah pejabat tinggi TNI AD, termasuk Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Batara Alex Bulo, serta Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian.
Selain meresmikan sumur bor, KSAD juga mengunjungi Makorem 082/Citra Panca Yuda Jaya (CPYJ).
Dalam sambutannya, Jenderal Maruli menekankan pentingnya akses air bersih bagi masyarakat, terutama di wilayah yang mengalami krisis air.
“Air bersih adalah kebutuhan mendasar yang harus tersedia bagi setiap warga. TNI AD merasa terpanggil untuk berkontribusi dalam mengatasi permasalahan ini dengan memanfaatkan sumber daya yang ada,” ujar Jenderal Maruli.
TNI AD menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam program ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat dan upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan air bersih.
“Kami berharap program ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan membantu meningkatkan kualitas hidup mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut, Jenderal Maruli mengungkapkan bahwa TNI AD memiliki target ambisius dalam penyediaan akses air bersih. Pada 2024, ditargetkan pembangunan 1.000 titik sumur bor, dan jumlah ini akan meningkat menjadi 5.000 titik pada 2025.
“Target ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga dampak positif yang bisa dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Program pengeboran sumur ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya terkait akses air bersih dan sanitasi yang layak.
Keberadaan sumur bor ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspek kesehatan, ekonomi, maupun sosial.
Selain itu, program ini turut berdampak pada sektor pertanian. Dengan ketersediaan air yang lebih baik, petani bisa meningkatkan hasil panen dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun, sehingga berkontribusi pada peningkatan produksi pangan lokal dan kesejahteraan petani.
“Dengan akses air yang memadai, pertanian di daerah rawan kekeringan bisa berkembang, yang pada akhirnya memperkuat ketahanan pangan nasional,” tambah Jenderal Maruli.
Sementara itu, Wakil Bupati Mojokerto, Muhammad Rizal Octavian, menyoroti tantangan yang dihadapi daerahnya terkait ketersediaan air.
Ia menjelaskan bahwa faktor geografis, hidrologi, serta meningkatnya kebutuhan air yang tidak seimbang dengan ketersediaan menjadi penyebab utama krisis air di beberapa wilayah Mojokerto.
“Kekeringan kerap terjadi setiap tahun, terutama di musim kemarau. Salah satu solusi jangka panjangnya adalah dengan membangun sumur bor,” ujar Rizal.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk merawat fasilitas ini agar bisa digunakan dalam jangka panjang.
“Sumur bor ini adalah aset bersama. Mari kita jaga dan manfaatkan sebaik mungkin untuk kebutuhan rumah tangga maupun pertanian,” pesannya.
Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan air bersih, sekaligus mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di daerah tersebut. *ds