Ketua KONI usai rapat evaluasi di Aula KONI (suaraharianpagi.id/ds)
Kabupaten Mojokerto – suaraharianpagi.id
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mojokerto menggelar rapat evaluasi sekaligus pembubaran panitia pelaksana Porprov IX Jawa Timur 2025, yang sebelumnya digelar di Malang pada 25 Juni hingga 5 Juli 2025. Agenda ini berlangsung di Aula KONI, Jalan Jayanegara No.04, Gatoel, Banjaragung, Kecamatan Puri, Sabtu (26/7).
Ketua KONI Kabupaten Mojokerto, Imam Suyono, menegaskan bahwa Porprov IX menjadi tantangan berat mengingat waktu persiapan atlet yang sangat terbatas, hanya sekitar empat bulan sejak kepengurusan baru dilantik. Hal ini disebutnya sebagai masa transisi dari kepengurusan sebelumnya.
“Dengan waktu persiapan yang singkat, tentu hasil yang didapat masih jauh dari harapan. Namun kami optimistis bisa berbenah. Di Porprov selanjutnya, kami akan menjadi pelayan bagi para atlet untuk bisa mengukir prestasi dan membawa nama baik Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.
Terkait transparansi keuangan, Imam menegaskan bahwa pengelolaan anggaran di KONI dijalankan secara terbuka. Ia bahkan mempersilakan seluruh pengurus maupun ketua cabang olahraga untuk menanyakan langsung jika ada yang perlu diklarifikasi.
“Kami ingin bekerja amanah, tidak ada niat menyimpang. Silakan cek dan tanya langsung terkait pengelolaan anggaran, kami sangat terbuka,” tegasnya.
Menghadapi Porprov X yang akan digelar di Surabaya, KONI Kabupaten Mojokerto mulai menyusun strategi dari jauh-jauh hari. Imam menyebutkan, pihaknya menargetkan mengirim sekitar 700 atlet dan ofisial, dengan estimasi anggaran lebih dari Rp6 miliar.
“Anggaran ini akan dimanfaatkan maksimal untuk kesejahteraan atlet dan penguatan cabang olahraga. Karena tanpa dukungan dana yang memadai, mustahil atlet bisa fokus dan berprestasi,” kata Imam.
Ia juga menyampaikan bahwa KONI telah mengusulkan bonus untuk para peraih medali Porprov IX sebesar Rp3,8 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Informasi terbaru dari Dispora menyebutkan bahwa pencairan bonus direncanakan pada akhir tahun ini.
Terkait isu pengunduran diri tiga orang pengurus KONI, Imam menepis anggapan adanya konflik internal. Menurutnya, pengunduran diri adalah hal lumrah dalam organisasi dan lebih disebabkan oleh kesibukan pribadi masing-masing.
“Tidak ada persoalan besar. Ini hal biasa dalam organisasi. Kami menghormati keputusan mereka,” pungkas Imam. *ds
