
Kota Mojokerto – suaraharianpagi.id
Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 di Kota Mojokerto, Rabu (25/6), bukan sekadar perayaan tahunan.
Dalam suasana penuh semangat di Sabha Kridatama Rumah Rakyat, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyerukan pentingnya membangkitkan kembali gotong royong sebagai modal sosial utama dalam membangun peradaban masyarakat yang tangguh dan inklusif.
“BBGRM bukan seremoni belaka. Ini adalah panggilan untuk kembali pada nilai-nilai luhur warisan nenek moyang kita. Gotong royong adalah identitas bangsa yang harus terus kita hidupkan,” tegas Ning Ita sapaan akrab Wali Kota.
Ia menelusuri akar gotong royong hingga ke era Majapahit, menegaskan bahwa semangat kolaboratif telah menjadi denyut kehidupan masyarakat jauh sebelum kemerdekaan.
“Sebagaimana diajarkan Empu Tantular dalam Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan adalah kekuatan jika disatukan dalam semangat gotong royong,” ujarnya.
Wali Kota menyampaikan bahwa gotong royong bukan sebatas kerja bakti atau kegiatan fisik, tetapi energi kolektif yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan sosial secara partisipatif.
Nilai ini juga memperkuat relasi antarwarga dan menjadi penopang utama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Keberhasilan pembangunan adalah hasil kolaborasi. Dan gotong royong adalah jantung dari kolaborasi itu,” tandasnya.
Melalui momentum BBGRM, Pemkot Mojokerto mengajak seluruh lapisan masyarakat dari tingkat lingkungan hingga kelurahan untuk menyalakan kembali semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga mengapresiasi tingginya partisipasi masyarakat selama rangkaian kegiatan BBGRM sepanjang Mei 2025, yang mencerminkan kesadaran kolektif akan pentingnya keterlibatan warga dalam proses pembangunan.
Peringatan BBGRM ke-22 ini turut mengukuhkan semangat Kota Mojokerto menuju visi besar: Maju, Berdaya Saing, Berkarakter, Sejahtera, dan Berkelanjutan. Nilai gotong royong diyakini menjadi elemen kunci dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
“Gotong royong adalah warisan sekaligus harapan. Mari kita jaga semangat ini agar Mojokerto semakin harmonis dan tangguh menghadapi tantangan masa depan,” pungkas Ning Ita.
Sebagai penutup, Pemkot Mojokerto juga mengumumkan pemenang lomba Pelaksana Gotong Royong Terbaik tingkat kelurahan. Juara I diraih Kelurahan Pulorejo, disusul Kelurahan Wates sebagai Juara II, dan Kelurahan Sentanan sebagai Juara III.
Masing-masing pemenang menerima trofi dan uang pembinaan sebagai bentuk apresiasi atas peran aktif dalam menggerakkan gotong royong di lingkungannya. *ds