Sampang – suaraharianpagi.id
Dugaan manipulasi data penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Negeri 1 Sreseh, Kabupaten Sampang, menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk media dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Saat dikonfirmasi oleh wartawan Suaraharapanpagi melalui pesan WhatsApp, Kepala Sekolah SMAN 1 Sreseh, Edi Sasmito, menyampaikan bahwa jumlah siswa pada tahun 2024 mencapai sekitar 426 orang, dan sebanyak 150 di antaranya menerima bantuan PIP.
“Jumlah siswa tahun 2024 sekitar 426 orang, dan yang menerima bantuan PIP sebanyak 150 orang,” tutur Edi Sasmito.
Menanggapi pernyataan kepala sekolah tersebut, Moh. Fauzi, seorang pemuda asal Rajawali, Sampang, menyatakan bahwa data itu justru memotivasinya untuk melaporkan dugaan penyelewengan.
“Pernyataan kepala sekolah justru menjadi semangat bagi saya untuk melaporkan. Berdasarkan data, total dana PIP yang masuk ke SMAN 1 Sreseh tahun 2024 sebesar Rp535.500.000. Jika satu penerima mendapat Rp1.800.000 dan jumlah penerima hanya 150 orang, maka totalnya hanya Rp270.000.000. Artinya, ada selisih dana sebesar Rp265.500.000. Ke mana sisanya?” ujar Fauzi.
Fauzi juga menunjukkan data pencairan dana PIP untuk SMAN 1 Sreseh selama lima tahun terakhir kepada media. Berikut rinciannya:
- Tahun 2021: Rp109.000.000
- Tahun 2022: Rp92.000.000
- Tahun 2023: Rp51.500.000
- Tahun 2024: Rp535.500.000
- Tahun 2025: Rp57.600.000
Tingginya angka pencairan dana pada tahun 2024 menjadi sorotan utama, mengingat jumlah penerima bantuan hanya 150 orang.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan penjelasan lanjutan terkait perbedaan jumlah dana yang dilaporkan. *bun
