Antrean panjang terlihat kendaraan roda empat yang akan mengisi BBM di salah satu SPBU di Bojonegoro.(Suaraharianpagi.id/Am)
Bojonegoro — Suaraharianpagi.id
Antrean panjang pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bojonegoro membuat para sopir truk dan pengemudi angkutan resah.
Deretan kendaraan besar yang mengular hingga memakan badan jalan menimbulkan kemacetan di beberapa titik. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga berdampak langsung pada pendapatan para sopir.
Para sopir mengeluhkan waktu kerja yang terbuang percuma lantaran harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan solar.
“Waktu kami habis di jalan menunggu giliran. Kami harus sabar dan rela antre, padahal ini sangat mengganggu efisiensi kerja dan mengurangi pendapatan kami,” ujar Angga, salah seorang sopir truk yang ditemui di lokasi, Sabtu (1/11/2025).
Menurutnya, antrean kerap terjadi sejak pagi hingga siang hari, bahkan bisa mencapai setengah hari. Akibatnya, pengiriman barang menjadi terhambat dan target kerja sulit tercapai.
Selain itu, antrean panjang di bahu jalan sekitar SPBU juga menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, terutama di jalur utama yang dilalui kendaraan berat.
Pantauan di lapangan menunjukkan, petugas SPBU berupaya mengurai antrean dengan mengatur posisi kendaraan agar tidak sepenuhnya menutup badan jalan.
Namun, volume kendaraan yang tinggi membuat upaya tersebut belum sepenuhnya efektif.
Warga berharap pihak Pertamina dan instansi terkait segera mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan distribusi solar bersubsidi di wilayah Bojonegoro.
“Kalau dibiarkan begini terus, yang rugi bukan hanya sopir tapi juga pengguna jalan lain,” kata salah satu warga sekitar.
Masyarakat meminta agar penyaluran BBM bersubsidi lebih merata dan pengawasan di tingkat SPBU diperketat agar antrean tidak terus berlarut dan mengganggu aktivitas ekonomi di Bojonegoro.*Am
