Foto : Dr. Umar Aris, S.H., M.H, saat berikan sambutan pada acara sosialisasi mengenai kebijakan dan strategi pengembangan integrasi transportasi di hotel Aston
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengadakan sosialisasi mengenai kebijakan dan strategi pengembangan integrasi transportasi di hotel Aston Jalan Totok Kerot 51, Bypass Kenanten, Puri, Kabupaten Mojokerto. Jum’at (4/10)
Fokus utama dari acara ini adalah membahas integrasi transportasi baik antar daerah maupun antar moda.
Dr. Umar Aris, S.H., M.H, Analis Kebijakan Utama di Badan Kebijakan Transportasi (Bakertrans) Kementerian Perhubungan, menyatakan bahwa pemilihan Kota Mojokerto sebagai lokasi sosialisasi didasarkan pada kemajuan yang signifikan dalam sektor transportasi dan potensi besar yang dimiliki kota ini.
“Namun, terdapat berbagai isu transportasi yang memerlukan penanganan serius. Sebagai kota penyangga Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, Mojokerto juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dibandingkan daerah lain di kawasan Gerbang Kertosusilo,” jelasnya.
Data menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kota Mojokerto mencapai 5,15 persen, yang hampir sebanding dengan pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur. Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan di daerah ini juga mengalami perkembangan pesat, berkat operasionalisasi bus Trans Jatim.
“Untuk BRT (Bus Rapid Transit), kajian mendalam dan alokasi anggaran menjadi prioritas. Dengan keterbatasan dana yang ada, Kementerian Perhubungan perlu mengkoordinasikan anggaran untuk mencapai pembiayaan yang optimal,” tambahnya.
Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, menekankan komitmen global untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
“Kita perlu menciptakan keseimbangan agar bumi tetap layak dihuni. Tentu ada langkah-langkah konkret yang perlu diambil,” ujarnya.
Salah satu langkah tersebut adalah melalui Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) yang mencakup pengurangan emisi karbon, efisiensi transportasi publik, integrasi multimoda, desain perkotaan yang berkelanjutan, serta inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas udara dan lingkungan.
“Kota Mojokerto memiliki rencana untuk mengembangkan moda transportasi massal seperti BRT. Ini adalah konsep yang lebih realistis untuk saat ini, dibandingkan dengan MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) yang memerlukan skala lebih besar,” jelas Mas Pj sapaan akrab Ali Kuncoro.
Ia berharap, Kota Mojokerto bisa menjadi contoh dalam pengelolaan transportasi yang efektif, efisien, dan terintegrasi. Sebagai kota terkecil keempat di Indonesia, Mojokerto diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi mercusuar baru di tingkat regional maupun nasional.
Di sisi lain, anggota DPR RI Sadarestuwati menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyusun anggaran yang memprioritaskan moda transportasi yang disubsidi, seperti BRT.
“Kita akan fokus pada transportasi yang dapat dinikmati masyarakat secara luas. Beberapa daerah sudah mendapatkan trayek perintis,” ujarnya.
Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini juga berjanji untuk memperjuangkan penambahan bus sekolah bagi Kota Mojokerto.
“Kami berusaha memenuhi kebutuhan transportasi darat di wilayah yang tidak memiliki akses laut, seperti Mojokerto, Jombang, Nganjuk, dan Madiun,” tutupnya.
Acara sosialisasi ini dihadiri oleh tiga narasumber yaitu Hera Widyastuti dari ITS, Eliviana Roseva Simbolon dari Pusat Kebijakan Prasarana Transportasi, serta Agung Moeljono, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah Kota Mojokerto.
Turut hadir juga Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, serta Kepala Dinas Perhubungan dari beberapa daerah. *ds
+ There are no comments
Add yours