Foto : Ilustrasi dikutip dari klik media network
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Seorang santriwati Pondok Pesantren Pacet Kabupaten Mojokerto yang berusia sekitar 15-16 tahun, meninggal dunia setelah jatuh dari lantai tiga bangunan asrama pada sekitar pukul 17.00 WIB lebih, menjelang maghrib.
Korban diketahui bernama AZ (15) yang berasal dari Bululawang, Malang, meninggal dunia setelah jatuh dari lantai tiga asrama pondok pada Rabu, 31 Juli 2024 yang lalu.
Meskipun korban masih hidup saat dibawa ke Rumah Sakit Sumberglagah, ia akhirnya meninggal dunia beberapa saat setelah tiba di sana.
Kepala Desa setempat, Muhtar Efendi, dalam wawancaranya menegaskan, bahwa dirinya mendapat laporan kejadian tersebut dari pengurus pondok yang menjelaskan murni kecelakaan tanpa indikasi bunuh diri.
“Kabar dari pengurus pondok menerangkan tidak ada indikasi bunuh diri, ini murni kecelakaan. Korban terpeleset dan jatuh dari lantai tiga,” ungkapnya.
Menurut informasi yang diperoleh dari beberapa saksi di lokasi kejadian, saat jatuh dari lantai tiga, kepala korban terbentur lantai beton (TPT).
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, menjelang pukul 18.00 WIB atau menjelang waktu maghrib. Korban sempat dibawa ke rumah sakit dalam kondisi koma, namun tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia beberapa saat kemudian.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Nova Indra Pratama juga memberikan konfirmasi mengenai kejadian ini kepada wartawan, Selasa (6/8).
“Kami telah menerima laporan dari pihak pondok pesantren dan masyarakat. Setelah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP), kami memastikan bahwa memang ada santriwati yang jatuh dari lantai tiga,” ujar Kasat Reskrim.
Lebih lanjut, Kasat Reskrim menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi, korban memang sempat merasa tidak betah di pondok pesantren. Beberapa temannya mengetahui hal ini karena korban sering bercerita tentang perasaan tidak nyaman tersebut.
“Sebelumnya, korban juga sempat mencoba meminum obat beberapa kali namun berhasil dihalangi oleh teman-temannya, namun itu obat karena memang ia sakit atau obat apa, yang pasti dihalang-halangi temannya,” tambahnya.
Keluarga korban yang berasal dari Malang sudah berada di lokasi untuk koordinasi dengan pihak pondok pesantren. Mereka telah menerima kejadian ini dan tidak ingin mempermasalahkannya lebih lanjut.
“Keluarga korban sudah memahami situasi ini dan menerima kejadian ini. Dengan sudah adanya surat pernyataan atau belum, kita akan koordinasi dengan pihak keluarga,” pungkas AKP Nova.*sw/ds
+ There are no comments
Add yours