Terapkan P5, Siswa KB/RA Perwanida III Blusukan Ke Desa Pancasila

4 min read

Lamongan – suaraharianpagi.id

   Desa Balun dikenal sebagai Desa Pancasila karena keragaman dan kerukunan antar umat beragama. Kini, desa tersebut menjadi salah satu desa wisata religi dan edukasi. Selain menjadi tujuan wisata religi, Desa Pancasila menjadi pioneer project nasional untuk edukasi toleransi, kebhinekaan serta cermin kerukunan masyarakat di Lamongan. Sudah sejak ratusan tahun, masyarakat Desa Balun, Kecamatan Turi itu dikenal dengan keberagaman dan kerukunan antar umat beragama. Serta keberadaan salah satu makam ulama, Mbah Alun, yang semasa hidupnya diisi dengan dakwah menyebarkan ajaran Islam. Dan Sejak lama, makam ini sudah menjadi salah satu tujuan ziarah warga Lamongan, terutama di hari Jumat Kliwon.

   Menurut Suwito salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) mengungkapkan, sejak adanya penerapan Kurikulum Merdeka yang salah satu programnya adalah Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Desa Balun kerap dijadikan lokasi edukasi oleh semua tingkatan pelajar hingga mahasiswa. Desa Balun tidak pernah sepi kunjungan dari berbagai kalangan. Banyak pelajar yang datang ke Desa Balun karena menjadi satu-satunya contoh wilayah di Lamongan yang mendapat sebutan sebagai Kampung Pancasila. Selain itu, 3 rumah ibadah yang ada di desa ini juga menjadi destinasi wisata edukasi. Ketiga rumah ibadah tersebut adalah Masjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan dan juga Pura Sweta Maha Suci. Bahkan, sepekan terakhir, angka kunjungan di Desa Balun makin meningkat, terang Suwito kepada suaraharianpagi.

   Kepada para siswa yang datang, terang Suwito, pihaknya memperlihatkan kemajemukan Desa Balun dengan tiga agamanya dan rumah ibadahnya yang saling berdekatan. Pihaknya ingin memberi pengajaran kepada para pelajar yang datang bahwa perbedaan bisa saling menguatkan.

   “Kami ingin memberikan pembelajaran bahwa meskipun kita berbeda-beda tetapi ke depan kesatuan dan persatuan Indonesia sebagai NKRI ini harus tetap dipertahankan,” katanya. Kepala RA Perwanida III Galang Sukoanyar, Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, Musrifah, S.Pdi saat mengantarkan siswa- siswinya, Selasa (22/8) mengatakan, kunjungan itu bagian dari penerapan Kurikulum Merdeka yang berpuncak pada P5 tentang Pancasila.

   “Kami ingin menunjukkan pada siswa – Siswi tentang keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia, yang terwakili di Desa Balun. Supaya siswa – siswi tahu dan mengerti bahwa meski berbeda keyakinan, kita bisa hidup berdampingan,” paparnya.

   Jadi tidak perlu jauh – Jauh harus ke Bali. Cukup di Balun, sudah ada Masjid, Pura dan Gereja. Dengan kunjungan ke Desa Balun, siswa – siswi bisa tahu tempat ibadah lain agama, selain menanamkan jiwa menghormati dan toleransi pada umat agama lain.

   Hal yang sama diakui oleh salah satu wali siswi RA Perwanida III yang datang ke Desa Balun mendampingi putrinya, Bu Desy Lestari. Ia mengakui pernah tahu tentang Desa Balun tetapi baru bisa berkunjung ketika diajak oleh Ibu Guru KB/ RA Perwanida III dalam rangka penerapan Kurikulum merdeka materi P5 serta menyambut HUT RI ke 78 di kemas dalam kegiatan Karnaval.

   Sementara itu, Kepala KB NurJamilah, S.Pdi menjelaskan pentingnya kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT RI dan sekaligus memperkuat nilai-nilai Pancasila melalui program P5 Kurikulum Merdeka. Karnaval yang berlangsung dengan penuh semangat ini melibatkan puluhan Siswa – siswi KB/RA Perwanida III dengan mengenakan beragam kostum profesi, seperti Baju Adat, polisi, dokter, dan lain sebagainya,” ungkap NurJamilah.

   Lanjut Nurjamilah, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan siswa-siswi, meningkatkan jiwa patriotisme anak dan memperkuat rasa persatuan serta meningkatkan karakter profil pelajar pancasila. Mereka, kata NurJamilah harus punya wawasan kebangsaan yang luas tentang Indonesia seutuhnya dengan berbagai macam perbedaan suku bangsa dan memiliki karakter yang menjiwai sila-sila dalam pancasila. Terkait P5, merupakan kegiatan pembelajaran kepada anak tentang kebhinekaan dengan mengambil salah satu tema yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Dalam tema tersebut menjelaskan tentang suku budaya, agama, makanan daerah dan pakaian adat yang ada di Indonesia.

   Perlu di ketahui bahwa peserta Karnaval menaiki Mobil Tayo adapun Start dari halaman KB/RA Perwanida III, rute perjalanan melewati beberapa Desa di kecamatan Turi dan finis di lapangan Desa Balun (Desa Pancasila), selama perjalanan peserta karnaval sangat senang, gembira dan bersemangat. *Ind

You May Also Like

More From Author