salah satu pedagang Pasar Loak Ketidur tengah menyiapkan dagangan di stand miliknya
Kota Mojokerto – suaraharianpagi.id
Pasar sebagai salah satu pusat perekonomian, termasuk adanya Pasar Tematik Ketidur yang menjadi pusat penjualan barang bekas di Kota Mojokerto.
Arif, salah satu pedagang di Pasar Loak Ketidur mengungkapkan dengan menempati salah satu kios di pasar ini dia bisa berjulan dengan lebih layak, khususnya dengan adanya kios-kios permanen yang diperuntukkan bagi para pedagang eks Pasar Loak Cakar Ayam.
“Fasilitas Pasar Ketidur sudah lebih dari layak, fasilitasnya lebih lengkap ada toilet, parkiran dan wifi. Waktu masih berjualan di Cakar Ayam, kiosnya buat sendiri ada yang dari triplek, ada yang dari kayu, ada yang dari seng karena masing-masing buat kios sendiri Pemkot hanya menyediakan lahan, tatanannya juga semrawut, tidak seperti saat ini,” terang Arif saat ditemui di kiosnya pada Senin (3/6).
Meski disebut sepi pembeli, eks pedagang Pasar Loak Cakar Ayam menyebut hal itu merupakan hal yang cukup wajar. “Pasar loak Cakar Ayam itu sudah 30 tahun, jadi sangat legend, beda dengan disini yang baru 1 tahun 6 bulan jadi kalau masih sepi itu kan wajar,” terangnya.
Ia menambahkan saat ini kemajuan teknologi sudah berkembang pesat, untuk meningkatkan penjualan pedagang di Pasar Ketidur pun juga sudah mulai memanfaatkan penjualan secara online. “Saat ini trendnya berjualan online ya kita ikut jualan online, saya sendiri tidak jualan online, tapi kalau teman-teman juga sudah banyak yang jualan melalui marketplace, saling sharing bagaimana cara jual beli melalui marketplace,” kata Arif.
Menurut Arif Pasar Ketidur dijadikan pusat kegiatan yang dihelat oleh Pemkot Mojokerto, seperti Pasar Takjil Ramadan dan Puncak Peringatan Hari Koperasi di tahun lalu merupakan momen untuk mengenalkan pasar loak ketidur agar lebih familiar bagi masyarakat.
“Kalau ada event ya kami tetap buka, biar orang-orang itu tahu, disini adalah pasar rombengan, ada atau tidak ada pembeli ya tetap buka. Kalau ada event terus standnya tutup ya orang akan terus bertanya-tanya yang dijual di pasar ini apa,” ungkapnya.
Kesan pasar loak sebagai penadah barang hasil curian pun ditepis oleh Arif. Menurutnya meskipun berjualan barang bekas ini adalah pekerjaan yang halal, jadi harus menghindari hal-hal seperti menerima barang hasil curian. Kepolisian pun senantiasa memberikan pembinaan.
“Kalau marak kasus curanmor, pihak Polsek akan menginformasikan. Karena sudah lama berjualan barang bekas jadi sudah bisa mengetahui mana barang curian, jadi saya bisa menolak untuk membeli dan mengingatkan teman-teman sesame pedagang,” pungkasnya. *ds
+ There are no comments
Add yours