Jombang – suaraharianpagi.id
Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang menyelenggarakan kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Halal Bihalal Satgas Pangan di Aula kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Ketaprik) Kabupaten Jombang pada Jumat (26/04) pagi.
Rakor Satgas Panga dilaksanakan dalam rangka memantau ketersediaan, distribusi, keamanan pangan, stabilisasi harga dan pasokan bahan pangan kebutuhan pokok masyarakat di daerah, serta upaya penanganan inflasi harga melalui gerakan bersama, pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jombang.
Hadir dalam kegiatan ini Pj Bupati Jombang Sugiat S.Sos., M.Psi., T, yang memimpin langsung jalannya Rakor, yang hadir bersama Ketua Tim Penggerak PKK Yayuk Sugiat Dwi Irawanti Sugiat. Hadir juga Perwakilan Kepala Bulog dan BUMD, jajaran Kepala OPD, Staf Ahli dan Asisten.
Masih dalam momentum Bulan Syawal 1445H, Pj Bupati Sugiat atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Jombang menyampaikan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh Satgas Pangan.
Rakor diawali dengan laporan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang, Nur Kamalia terkait kondisi pangan di Kabupaten Jombang. Nur Kamalia menyampaikan, Satgas Pangan saat ini memiliki jargon baru yaitu “Stop Boros Pangan”. Ini adalah ide baru untuk merangkul masyarakat agar menghabiskan makanan atau tidak membuang-buang makanan.
Dinas Ketaprik sepanjang tahun 2024 telah mempersiapkan tujuh action plan antara lain; Gerakan Pangan Murah yang dilakukan selama 12 kali, pemantauan harga dan pasokan tingkat konsumen dan produsen yang dilakukan setiap hari, pemantauan stok dan pasokan distributor yang dilakukan setiap bulan, penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD), launching Desa Mandiri Pangan (DEMAPAN) dan pengembangan DEMAPAN, persiapan pengembangan lokus DEMAPAN 25 yang dilakukan penambahan dua desa, dan terakhir program Giat Edi Mur yaitu Giatkan Edukasi dan Pasar Murah Keliling. Dinas Ketaprik juga melaporkan CPPD 2024, yaitu stok beras yang awalnya mencapai 169,23 ton, saat ini telah tersalurkan ke masyarakat dan tersisa 108,565 ton.
“Terkait pemantauan harga, kami ada petugas pemantau, secara rutin mengirim laporan ke Badan Pangan Nasional,” terang Nur Kamalia.
Dinas Ketaprik melaporkan data Neraca Pangan Strategis yang menunjukkan surplus untuk komoditas beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging, telur, gula dan minyak. Terkait data yang dilaporkan, Pj Bupati Sugiat meminta agar Kepala Dinas Ketaprik memeriksa ulang kondisi di lapangan.
“Jangan gampang percaya dengan angka-angka yang ada, harus dicek lagi ke lapangan. Jangan hanya percaya data di atas kertas. Kita harus ke lapangan, cek betul apa terjadi. Seperti contoh hari ini, di lapangan harga bawang merah sedang tinggi,” tegas Pj Bupati Sugiat.
Sehubungan dengan kondisi sekarang, Pj Bupati Sugiat menyampaikan perlu suatu terobosan inovasi yaitu dengan peningkatan penyediaan pangan, distribusi pangan, penganekaragaman pangan, keamanan pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi, serta melakukan monitoring evaluasi secara rutin terkait ketersediaan, kelancaraan distribusi, dan fluktuasi harga bahan pangan di Kabupaten Jombang.
Pembangunan Ketahanan Pangan bertujuan untuk mewujudkan kemandirian pangan yang mampu menjamin ketersediaan pangan ditingkat nasional maupun daerah hingga rumah tangga. Pembangunan ini dapat menjamin konsumsi pangan yang cukup, beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) di tingkat rumah tangga, melalui pemanfaatan sumber daya dan budaya lokal, teknologi inovatif dan peluang pasar, peningkatan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.
“Saya yakin kalau itu berhasil, program kita dalam pengentasan kemiskinan ekstrem akan berdampak. Program menurunkan stunting berdampak jika betul program ketahanan pangan ini berjalan dengan baik,” ucap Pj Bupati Sugiat.
Menurut pemantauan Pj Bupati Sugiat, stabilitas harga pangan di Kabupaten Jombang cukup terjaga. Terbukti dengan surplus neraca pangan strategis sesuai laporan Dinas Ketaprik. Lebih lanjut, Kabupaten Jombang juga memiliki Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang cukup baik.
“Terkait inflasi, IPH kita -1 yaitu cukup baik. Sebelumnya pernah -2,65 yaitu terbawah di Jawa Timur. Artinya inflasi kita terjaga, perkembangan harga terjaga, harga terjangkau, dan ketersedian stok pangan pun demikian,” papar Pj Bupati Sugiat.
Stabilitas pangan di Jombang menurut Pj Bupati Sugiat harus dipertahankan. Mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sulawesi Barat ini menghimbau agar Satgas Pangan selalu memegang prinsip K3; Koordinasi, Kolaborasi, dan Komunikasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan tugas dan fungsi Satgas Pangan.
Selain memantau perkembangan harga dan stok pangan, Pj Bupati Sugiat juga memperhatikan kesejahteraan petani di Kabupaten Jombang. Pj Bupati asal Japanan, Gudo ini ternyata terjun langsung dengan ikut bertani jagung di sawah milik Ibu Yayuk Sugiat. Pengalaman ini membuatnya paham betul kondisi petani saat ini.
“Tahun kemarin pas saya panen jagung harganya bagus. Panen tahun ini untuk bayar sewa saja tidak cukup, apalagi hasilnya,” jelas Pj Bupati Sugiat.
Masalah rendahnya harga hasil panen tersebut rata-rata dialami oleh petani-petani lain. Pj Bupati Sugiat memerintahkan jajarannya untuk mencari solusi terkait kesejahteraan petani. Terlebih, petani di Kabupaten Jombang saat ini lebih memilih menjual hasil panen langsung ke tengkulak daripada mengolah hasil panen di rumah.
“Hasil panen tidak mau dibawa pulang, karena mereka tidak mau ribet mengolah gabah. Bawa pulang hasil panen susah apabila tidak punya tempat jemurnya. Mari kita bantu petani kita, apa kita bikin aturan, Koperasi Unit Desa (KUD), atau bagaimana,” tegas Pj Bupati Sugiat.
Pj Bupati Sugiat mempertimbangkan apakah bisa menghidupkan kembali KUD di Kabupaten Jombang yang tidak aktif. Hal ini merupakan bentuk pencarian solusi atas masalah petani.
“Petani harus kita proteksi, kita lindungi, keberpihakan pemerintah harus ada pada petani,” papar Pj Bupati Sugiat.
Selain melakukan koordinasi terkait ketahanan pangan, Dinas Ketaprik selaku inisiator kegiatan bekerjasama dengan Prima Fresh Mart dan Bulog juga menyelenggarakan kegiatan Gerakan Pangan Murah bagi masyarakat Kabupaten Jombang. Komoditas yang dijual antara lain minyak goreng harga Rp 33.000,00 per dua liter, aneka nugget dan sosis dengan kisaran harga Rp 10.000,00 – Rp 12.000,00 per tiga pcs, ayam utuh 900 gram-1kg dengan harga Rp 31.500,00 per ekor, beras SPHP dengan harga Rp 51.000,00 per lima kg, beras premium dengan harga Rp 69.500,00 per lima kg, dan gula Rp 17.500,00 per kg. *ryan
+ There are no comments
Add yours