
Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, menemui langsung ribuan massa didepan mapolres Jombang(suaraharianpagi.id/red)
Jombang – suaraharianpagi.id
Jalanan Kota Jombang pada Jumat (29/8) dipenuhi deru knalpot ribuan motor ojek online (ojol). Mereka tidak sekadar berkumpul, tetapi menyuarakan satu pesan tegas: kematian rekan mereka, Affan Kurniawan, tidak boleh dipandang sebagai peristiwa biasa.
Affan, pengemudi ojol asal Jakarta, meninggal tragis setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/8). Sehari setelah kejadian, gelombang solidaritas meluas ke berbagai daerah, termasuk Jombang.
“Kami hadir bukan hanya untuk Affan, tapi juga untuk martabat seluruh pengemudi ojol. Kami ingin menunjukkan bahwa kami punya harga diri,” tegas Wisnu (43), koordinator aksi di Jombang.
Sejak siang, iring-iringan ojol berkeliling kota dengan bendera dan yel-yel solidaritas. Sesampainya di depan Mapolres Jombang, massa menggelar orasi di bawah pengawasan aparat. Bagi mereka, duka Affan telah menjadi titik balik.
Dulu sering dipandang sebelah mata, profesi ojol kini menunjukkan kekuatan lain: jejaring yang luas, solidaritas yang erat, dan suara kolektif yang sulit diabaikan.
Kapolres Jombang, AKBP Ardi Kurniawan, menemui langsung massa aksi. Ia menyampaikan duka cita sekaligus memastikan proses hukum berjalan.
“Divpropam Mabes Polri telah mengamankan tujuh anggota yang diduga terlibat. Kasus ini akan ditindak sesuai aturan,” ujarnya.
Namun bagi para ojol, janji itu hanyalah awal. Affan kini telah menjelma simbol perjuangan mereka. Dari jalanan Jakarta hingga Jombang, seruan untuk menuntut keadilan terus menggema.
“Kalau satu disakiti, semua merasakan. Inilah bukti bahwa Affan tidak sendiri,” kata Wisnu menutup orasi, disambut teriakan lantang ribuan ojol yang memenuhi alun-alun kota. *red