
Tim pencarian menggunakan perahu karet di lokasi kejadian (suaraharianpagi.id/ds)
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Suasana damai di sekitar Dam Rolak Songo, Desa Lengkong, Kecamatan Mojoanyar, mendadak berubah mencekam pada Rabu sore (2/7).
Seorang pemuda nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat ke aliran Sungai Brantas. Identitas korban kemudian diketahui sebagai Sie Yusafad (21), warga Dusun Karangnongko, Desa Karangpuri, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.15 WIB itu disaksikan sejumlah warga. Sebelum melompat, korban datang mengendarai sepeda motor Honda Beat merah bernopol W 3029 ZX dan sempat memarkirkannya di sisi selatan bendungan.
“Saat itu dia bilang, ‘Cak, titip sepedae’, tapi saya sedang atur lalu lintas, jadi tidak terlalu memperhatikan,” tutur Anang Sobirin (60), tukang parkir yang berada di lokasi.
Tak lama setelah itu, Yusafad memanjat pagar pembatas dan tanpa ragu terjun ke sungai. Tubuhnya sempat mengapung sejauh seratus meter sebelum akhirnya tenggelam dan hilang terseret arus.
Candra Setiawan (30), warga yang berada di warung dekat lokasi kejadian, turut menyaksikan detik-detik aksi nekat korban.
“Dia sempat putar balik di tengah jembatan, lalu lompat begitu saja,” ungkapnya.
Dugaan sementara, korban mengalami depresi. Hal ini diperkuat oleh keterangan keluarga yang mengungkapkan bahwa Yusafad sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur, Surabaya.
“Menurut keluarganya, korban sebelumnya memang pernah dirawat di RSJ Menur. Ada indikasi depresi,” ujar Komandan Tim Lapangan Basarnas Surabaya, Novix Heriyadi, saat dikonfirmasi. Kamis (3/7).
Hingga Kamis sore, upaya pencarian korban terus dilakukan. Basarnas bersama BPBD Mojokerto, BPBD Sidoarjo, LPBNU, dan relawan dari TSA (Tim Stress Adventure) mengerahkan enam perahu karet yang dibagi menjadi tiga satuan SRU (Search and Rescue Unit). Pencarian dilakukan mulai dari lokasi kejadian hingga Grojogan Kebo Turu, Pungging.
“Kita bagi tim menjadi tiga SRU. SRU pertama menyisir dari lokasi kejadian ke Tarik sejauh 5 kilometer. SRU kedua dari Tarik ke Kebo Turu sejauh 10 kilometer. Sedangkan SRU ketiga standby di beberapa titik jembatan sebagai pengamatan,” jelas Novix.
Tim SAR juga akan berkoordinasi dengan pihak Jasa Tirta untuk membuka pintu air sebagai salah satu upaya mempercepat pencarian.
“Debit air semakin menyusut. Kalau pintu air dibuka, mungkin bisa mempercepat pergerakan arus di bawah, harapannya korban bisa terbawa ke permukaan,” imbuhnya.
Peristiwa tragis ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya kepedulian terhadap kondisi mental di tengah masyarakat. Di balik senyum dan sikap biasa, bisa saja seseorang tengah berjuang melawan rasa sakit yang tak terlihat. *ds