Peluncuran Lab BSL-2, Dirjen Kesmas Kemenkes RI Puji Layanan Kesehatan Kota Mojokerto

3 min read

Kota Mojokerto – suaraharianpagi.id

Pemerintah Kota Mojokerto telah berhasil mengimplementasikan enam pilar transformasi kesehatan yang diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pilar-pilar tersebut meliputi transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem kesehatan masyarakat, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, dan transformasi digital.

Atas prestasi tersebut, Pemerintah Kota Mojokerto menerima apresiasi dari Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Maria Endang Sumiwi, MPH. Hal ini disampaikan saat meresmikan Gedung Laboratorium BSL-2 serta meluncurkan Labkesmas ILP dan Gayatri ILP SATU SEHAT di Labkesda Kota Mojokerto, pada hari Rabu (2/10) di Jl. Benteng Pancasila, Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Penjabat Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro, menjelaskan bahwa transformasi kesehatan yang diterapkan di wilayahnya telah membuahkan hasil yang signifikan. Hal ini terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencapai 80,90 dan angka harapan hidup yang tinggi, yakni 74 tahun.

“Saat ini, Pemkot Mojokerto memiliki 6 puskesmas, 11 puskesmas pembantu, dan lebih dari 170 posyandu. Ini adalah sumber daya yang kami manfaatkan untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat. Hasil akhirnya adalah peningkatan kualitas layanan kesehatan secara bertahap dan berkelanjutan di Kota Mojokerto,” ujar Ali Kuncoro.

Lebih jauh, Ali menambahkan bahwa Kota Mojokerto telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) kategori utama, yang menjadi bukti bahwa kesehatan adalah prioritas utama. Ia juga berharap pada tahun 2045, masyarakat Kota Mojokerto akan menjadi masyarakat yang sehat dan siap menyongsong Indonesia Emas.

“Integrasi Layanan Primer dengan pendekatan pemantauan wilayah telah kami jalankan. Kami menggerakkan kader-kader kesehatan, seperti Praeswari dan kader motivator, agar mereka secara intensif melakukan surveilans di lapangan, sehingga tidak ada masyarakat yang terlewatkan dari layanan kesehatan. Prinsip kami, tidak ada yang tertinggal,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, dr. Maria Endang Sumiwi mengapresiasi keberhasilan transformasi kesehatan di Kota Mojokerto. Menurutnya, transformasi ini membawa perubahan nyata yang memberikan masyarakat akses tidak hanya ke layanan kesehatan, tetapi juga ke layanan yang berkualitas.

“Kita tidak ingin orang-orang harus pergi ke rumah sakit. Inilah mengapa Pustu, puskesmas, dan kader-kader harus aktif keliling untuk mencegah penyakit, sehingga kita fokus pada pencegahan, bukan pengobatan ketika sudah sakit,” ungkap Maria.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan hasil layanan kesehatan dengan konsep “continuum of care,” yakni memastikan setiap masalah kesehatan masyarakat diselesaikan sepenuhnya, dari deteksi awal hingga penyelesaian.

“Kami berharap Kota Mojokerto dapat menjadi contoh dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan tuntas, dan ini bisa dicapai karena sudah ada GAYATRI,” ujarnya.

Sebagai tambahan informasi, Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2) dirancang untuk melakukan pengujian mikroba dengan metode PCR dan kultur bakteri sesuai standar. Fasilitas ini juga memungkinkan pemeriksaan laboratorium klinik, mikrobiologi, dan kimia dengan keamanan yang lebih terjamin. *ds

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours