Jombang – suaraharianpagi.id
Ki Purwa Heritage Festival 2024 resmi ditutup, Minggu, 14 Juli 2024 malam. Di ajang festival seni kali ini terjadi perkawinan seni dan budaya se Jawa Timur, sesuai harapan panitia.
Ketua panitia Ki Purwa Heritage Festival (KPHF) 2024, Isma Hakim Rahmat, biasa disapa Mas Hakim, bersyukur di festival selama 10 hari ini terjadi perkawinan budaya. Pertukaran budaya.
“Ya meskipun masih skala kecil dan personal, tapi pendekatan itu sudah terjadi dan menjadi pondasi di KPHF II pada 2025 esok,” ujarnya.
Perkawinan kesenian dan budaya itu antara lain, penampilan seni tari Kelono asli Jatiduwur, seni tarian Gandrung Banyuwangi, seni busana dari Jember Fashion Carnival, seni kentrung Jombang, tarian moderen IJ Art Production, seni jaranan, musik jalanan, music ambyar, music dangdut dan hadrah selawatan.
“Terjadi mixed di KPHF 2024 ini, dan sanggar wayang topeng Tri Purwo Budoyo, berterima kasih atas partisipasi seluruh pihak yang mengisi talent di ajang 10 hari festival,” tandasnya.
Sulastri Widiyanti, selaku Ketua Yayasan Seni Budaya Sanggar Wayang Topeng Tri Purwo Budoyo, mengajak seniman se Jombang, Jatim dan Nusantara untuk bersatu.
“Mari kita bangkit. Sampai ketemu di ajang KPHF II tahun 2025 mendatang. Kita siapkan venue yang lebih baik lagi karena cakupan peserta lebih luas lagi,” ujarnya.
Salah satu ketua sanggar tari IJ Art Production, Inggrid, dari Ploso, Jombang, merasa terpanggil untuk ikut mendukung seniman sanggar Tri Purwo Budoyo Jatiduwur karena memiliki tujuan sama, menguri-uri budaya leluhur.
“Ini ajang bagi anak didik kami juga. Semoga saling sinergi kita bisa tukar support masing-masing,” ujarnya.
Sekadar diketahui, acara festival 10 hari KPHF 2024, disupport oleh media, tokoh nasional dan Jatim. Bahkan dari Menparekraf juga telah mengirimkan apresiasinya.
Rencananya KPHF 2024 akan dilanjutkan di KPHF 2025 dengan tema lebih segar dan menyongsong Indonesia emas 2045. *sw/ds
+ There are no comments
Add yours