Kabupaten Mojokerto – suaraharianpagi.id
Kehebohan terjadi di Desa Bandung, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto karena sebuah kesalahpahaman informasi yang mana Edi Subagio warga setempat dikabarkan meninggal dunia oleh keluarganya pada Senin (1/7) sekitar pukul 19.00 WIB.
Kesalahpahaman ini bermula ketika keluarga Edi menerima penjelasan dari dokter yang menyatakan bahwa Edi mengalami mati batang otak. Namun, keluarga Edi salah menafsirkan informasi tersebut dan mengira bahwa Edi telah meninggal dunia.
Setelah menerima penjelasan, keluarga menyampaikan berita kematian tersebut kepada warga, yang segera berbondong-bondong takziah dan mempersiapkan pemakaman. Warga Desa Bandung mulai menyiapkan segala keperluan untuk pemakaman, termasuk menggali kuburan dan menyiapkan keranda mayat.
Namun, setelah ditunggu lama, jenazah Edi tak kunjung dibawa pulang. Perangkat desa yang mendatangi RSUD dr. R.A. Basoeni Mojokerto sekitar pukul 21.00 WIB, akhirnya mengetahui bahwa Edi sebenarnya masih hidup. Suryaningsih, Seksi Pelayanan Keperawatan RSUD R.A. Basoeni, meluruskan kesalahpahaman ini. Ternyata, Edi masih hidup, meskipun dalam kondisi mati batang otak.
Suryaningsih menjelaskan bahwa dokter penanggung jawab di ICU sudah memberitahu keluarga bahwa Edi mengalami mati batang otak, bukan meninggal dunia. Mati batang otak memang berarti pasien tidak sadar dan membutuhkan alat bantu ventilator, tetapi pasien masih hidup.
“Penanggung jawab di ICU menjelaskan bahwa pasien ini sudah mati batang otaknya. Mungkin dari pihak keluarga ada kesimpulan yang salah sehingga timbul berita bahwa pasien meninggal dunia,” kata Suryaningsih pada Selasa (2/7).
Komari Arifin, Kepala Desa Bandung, mengatakan bahwa pada pukul 18.00 WIB ia mendatangi rumah Edi dan mendapati warga sudah berkumpul serta menyiapkan keranda mayat. Setelah mendapatkan informasi yang benar dari rumah sakit, Komari segera mengonfirmasikan kepada warga bahwa Edi masih hidup dan meminta mereka untuk pulang ke rumah masing-masing.
“Saya langsung memastikan ke rumah sakit dan ternyata Pak Edi masih hidup dengan alat bantu medis. Saya kemudian mengabarkan kepada warga dan meminta mereka menghentikan persiapan pemakaman,” ungkap Komari.
Namun, Edi Subagio akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (2/7) sekitar pukul 15.00 WIB, Jenazahnya dibawa ke rumah duka pada pukul 16.00 WIB untuk dimakamkan.
Kejadian ini menunjukkan pentingnya kejelasan dalam menyampaikan informasi medis kepada keluarga pasien untuk menghindari kesalahpahaman yang serupa. *ds/sw
+ There are no comments
Add yours