Nelayan Pantura Temukan Bangkai Pesawat Sisa Perang Dunia II

3 min read

Lamongan – suaraharianpagi.com

   Masyarakat pesisir pantai Utara Desa Weru, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan sangat histeris. Karena para nelayan di Desa Weru, Kecamatan Paciran, menemukan bangkai yang diduga pesawat tempur. Di dugaan bangkai pesawat tempur di pesisir pantai Desa Weru, Kabupaten lamongan tersebut tersangkut pada jaring nelayan yang menangkap ikan.

   Adapun penemuan bangkai pesawat tempur itu viral dan menjadi perbincangan masyarakat setelah seorang nelayan Desa Weru merekam penemuannya. Setelah itu rekaman bangkai pesawat tempur di pesisir pantai Desa Weru diunggahnya dan kemudian viral di media sosial. Video berdurasi satu menit 21 detik itu terlihat jelas, sebuah benda besar yang menyerupai pesawat tempur dengan satu awak.

   Meskipun kondisinya sudah tidak utuh dan banyak bagian yang telah berkarat, tampak jelas bahwa benda itu adalah bangkai pesawat tempur. Jaring nelayan yang masih menjerat pada bangkai pesawat tersebut juga terlihat. Kemudian beberapa warga pun berspekulasi, ada yang mengatakan itu bangkai pesawat perang dan pesawat mungkin dari zaman penjajahan Belanda. Terlihat sayap bangkai pesawat sudah hancur, dan baling-baling di bagian depan juga sudah tidak ada dan terlihat keropos. Meski begitu, bentuk keseluruhan bangkai pesawat tempur dapat dikenali dengan jelas. Dinamo dan kabel-kabelnya juga masih ada.

   Informasi yang dihimpun menyebutkan, nelayan yang pertama menemukan bangkai pesawat tempur adalah Miftah warga Desa Weru. Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia ( HNSI ) Kabupaten Lamongan, Ma’mun Murod yang dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan bangkai pesawat tempur. Bangkai kapal itu tersangkut pada jaring nelayan dan ditemukan warga Desa Weru. “Saat itu (Miftah) sedang melaut untuk menangkap ikan, tepatnya pada Minggu (21/5),” terang Murod , Selasa (23/5).

   Murod menjelaskan, awalnya Miftah menebar jaring ikan dan pada suatu titik, jaringnya menyangkut suatu benda di dasar laut. Miftah pun kemudian mengeceknya dan berusaha menarik jaringnya sendirian. “Tidak tahunya, jaring itu menyangkut pada bagian bangkai pesawat yang tenggelam di dasar laut sejak lama ,”tuturnya. Miftah juga berniat menyingkirkan bangkai kapal agar tidak mengganggu para nelayan lain saat melaut. Miftah pun mencoba menariknya ke bibir pantai. Nahasnya saat berada di jarak sekitar dua mil dari pantai, perahunya kehabisan solar. Akhirnya Miftah memutuskan untuk memasang tanda dan meminta bantuan kepada warga nelayan setempat.

“Bangkai pesawat perang ditemukan tidak jauh dari (pengeboran minyak) yang lokasinya sekitar 12 mil dari bibir pantai,” kata Murod..

   Lanjut Murod meyakini bahwa bangkai pesawat itu masih ada hubungannya dengan Desa Weru. Pasalnya, dulu di Desa Weru pernah ada pangkalan militer yang diduga didirikan oleh pasukan sekutu. Tempat itu kini dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Tangsi. “Dulu di Desa Weru pernah ada pangkalan militer yang cukup besar. Namanya Tangsi, yang kini lokasinya berada di sekitaran pasar atau TPI Desa Weru,”pungkasnya. * Ind

You May Also Like

More From Author