Lamongan – suaraharianpagi.id
Dugaan kekerasan terhadap seorang santri terjadi di salah satu pondok pesantren wilayah Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan. ADS (15) korban yang kini harus menjalani rawat inap di RSUD dr Soegiri Lamongan, karena sakit yang dideritanya akibat pukulan benda tumpul yang diduga dilakukan oleh dua pengasuh ponpes tersebut. Insiden dugaan tindakan kekerasan terhadap santri di bawah umur itu, semula tidak diketahui oleh orang tua korban, Siti Konayah (40) warga Pucuk yang tinggal di Dusun Pucuk RT 002 RW 002, Desa Pucuk, Kecamatan Pucuk Lamongan. Terungkapnya dugaan kekerasan yang dialami korban ini, diketahui saat pada Minggu (21/5), orang tua korban menghadiri wisuda ADS.
Mengetahui kejadian tersebut orang tua korban Siti Konayati (40) warga Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan mendatangi Polres Lamongan. Ia datang di kantor polisi tersebut untuk melaporkan ustad berinisial A dan S di salah pondok pesantren di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan itu lantaran tidak terima anaknya mendapatkan penganiayaan yang diduga dilakukan ustad tersebut. Akibat penganiayaan itu anaknya bernama ADS (15) mengalami luka di dada hingga saat ini terbaring di rumah sakit.
Siti Konayati ditemui di ruang tunggu Satreskrim Polres Lamongan, Selasa (23/05) malam menceritakan awal kejadian dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh dua ustad itu. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (17/05) lalu, ketika itu anaknya bernama ADS usai mencuci baju bersama temannya. Bersama temannya kemudian ia hendak meminjam hangar dan masuk ke kamar tidur kelas 8. ” Anak saya bersama keempat temannya itu kemudian membuka lemari mengambil hangar guna menjemur pakaiannya yang usai dicuci,” tuturnya.
Ketika mengambil hangar itu lanjut Siti, diketahui oleh dua ustad itu setelah melihat rekaman cctv. Karena alasan mendapatkan laporan jika penghuni kamar kelas 8 tersebut pernah kehilangan uang. ADS bersama temannya itu kemudian dipanggil disidang di salah satu ruangan kecil yang berada di dalam pondok tersebut. Diduga ruangan khusus di tempat itu lah ADS bersama temannya dipukuli oleh kedua ustad tersebut diduga menggunakan sebuah balok kayu.
“Anak saya dituduh mengambil uang, anak saya tak mengambil uang, uang sakunya aja lebih, anak saya hanya mengambil hangar baju untuk menjemur,” terangnya.
Setelah kejadian itu, Siti Konayati bersama suaminya menjenguk anaknya yang hendak wisuda kelas IX. Saat itu, ADS sudah tidur di kamar pondok. Siti Konayati bersama suaminya memutuskan pulang. Beberapa hari kemudian pada Minggu (21/05), Siti Konayati bersama suaminya datang lagi ke pondok dan membawa pulang anaknya yang badannya terasa panas.
“Saat saya bawa pulang itu anak saya itu mengeluh terasa sakit bagian dadanya,” imbuhnya. Siti Konayati lalu memanggil tukang pijat untuk anaknya, saat itulah diketahui dada kiri ADS terasa sakit. Keesok harinya Siti Konayati bersama suaminya membawa Dimas ke Puskemas Pucuk.”Saya bawa ke Puskesmas Pucuk, ternyata dirujuk ke RSUD Dr Soegiri Lamongan, ” katanya.
Di rumah sakit itu anaknya beberapa kali batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Dari keterangan Dokter rumah sakit itu, kata dia, ada luka di bagian dada kiri akibat benda. Tidak terima anaknya diduga dianiaya oleh ustadnya itu, Siti Konayati bersama suaminya memilih melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Lamongan. ” Anak saya sempat diancam untuk tidak melaporkan kejadian itu, dan diancam tidak akan diwisuda,” katanya.
Sementara itu AKP Christiana Kosasih Kasat Reskrim Polres Lamongan melalui Kanit 1 Pidum Satreskrim Polres Lamongan Iptu Sunandar membenarkan adanya laporan tersebut.” Lapornya sudah diterima dan masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” pungkasnya. * Ind