
Mojokerto – suaraharianpagi.id
Kodim 0815/Mojokerto bersama Bulog Kantor Cabang (KC) Mojokerto menggelar sosialisasi tindak lanjut penyerapan gabah dan beras dalam negeri tahun 2025. Acara ini berlangsung di Pendapa Griya Paramitha Cikaran, Jalan Gajah Mada Nomor 4, Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (17/02).
Kegiatan ini dihadiri oleh Dandim 0815/Mojokerto, Letkol Inf Rully Noriza, S.I.P., M.I.P., Pimpinan Cabang Bulog KC Mojokerto, Muhammad Husin, S.H., M.H., Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Mojokerto, Heka Marta Fanany, S.STP., M.Si., serta perwakilan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari kecamatan se-Kabupaten Mojokerto dan mitra penggilingan.
Dalam sambutannya, Dandim 0815/Mojokerto menekankan pentingnya peran Perum Bulog dalam menjaga stabilitas stok pangan nasional. Ia menegaskan bahwa kerja sama yang cepat dan tepat dalam menyiapkan stok beras sangat diperlukan.
“Saya meminta seluruh Babinsa untuk mencermati setiap materi yang disampaikan. Informasi yang diterima harus diterapkan secara akurat dan disampaikan dengan jelas kepada para petani. Dengan begitu, tidak ada informasi yang simpang siur atau opini yang tidak jelas, sehingga seluruh upaya kita berjalan sesuai harapan demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional,” ujar Dandim.
Pimpinan Cabang Bulog KC Mojokerto, Muhammad Husin, S.H., M.H., menjelaskan bahwa Perum Bulog bertugas menjaga ketahanan pangan nasional dan mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan mencapai 3 juta ton beras. Untuk mencapai target tersebut, Bulog membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk TNI, pemerintah daerah, mitra swasta, dan media.
Bulog KC Mojokerto ditargetkan menyerap 47.300 ton setara beras, terdiri dari 38.247 ton beras dan 16.929 ton gabah, untuk wilayah Mojokerto dan Jombang. Penyerapan ini dilakukan melalui kerja sama dengan penggilingan dan mitra kerja. Harga pembelian gabah minimal harus sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500/kg. Jika harga di atas HPP, maka pembelian dilakukan oleh pihak swasta.

Ia juga mengungkapkan beberapa tantangan utama dalam program ini, di antaranya keterbatasan infrastruktur, belum adanya mesin pengering (dryer) dan penggilingan sendiri, serta kapasitas gudang yang terbatas hanya 13.000 ton. Faktor cuaca dan serangan hama juga menjadi kendala, karena hujan dapat menurunkan kualitas gabah dan beras. “Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan agar program swasembada pangan berjalan sukses,” tambahnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab antara perwakilan Koordinator PPL dengan pimpinan Bulog KC Mojokerto serta Dandim 0815/Mojokerto.
Sebagai informasi, Babinsa memiliki peran dalam mendukung penyerapan gabah dan beras, antara lain dengan memberikan edukasi kepada petani, mengawasi proses pasca panen agar hasil panen tetap terjaga dengan baik, membantu mencari calon pemasok dari kelompok tani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) untuk menyuplai beras ke Bulog, serta memberikan informasi mengenai lokasi penggilingan padi yang dapat digunakan oleh petani. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan distribusi dan pengolahan hasil panen dapat berjalan lebih lancar dan efisien. *arp/ds