
Jombang – suaraharianpagi.id
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang mengerahkan sejumlah alat berat dan personel untuk membantu evakuasi bencana tanah longsor yang terjadi pada Kamis (23/1) di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Kepala Dinas PUPR Jombang, Bayu Pancoroadi, menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan lima personel berpengalaman dan satu unit excavator PC 140 sejak hari pertama kejadian untuk mendukung aktivitas evakuasi.
“Kami sudah berada di lokasi tak lama setelah diminta bantuan oleh BPBD Jombang. Hari ini memasuki hari kedua evakuasi. Alhamdulillah, kami dapat membantu membersihkan material longsor sehingga Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI-Polri, dan relawan berhasil menemukan satu jasad korban anak-anak di bawah timbunan material rumah dan tanah,” ujar Bayu pada Jumat (24/1).
Bayu menekankan pentingnya kolaborasi multisektor dari berbagai instansi, seperti BPBD, TNI, Polri, BASARNAS, Dinas PUPR, PMI, Dinas Sosial, Dishub, Satpol PP, pihak kecamatan, desa, warga setempat, serta relawan dalam penanganan bencana longsor di Sambirejo.
Namun, Bayu mengakui bahwa pencarian satu korban lain yang masih tertimbun, atas nama Ducha Ismail, mengalami kendala akibat faktor alam.
“Kondisi kontur tanah yang lembek dan liat di lokasi menyulitkan proses evakuasi. Genangan air yang membentuk seperti danau serta hujan terus-menerus membuat situasi semakin sulit dan berbahaya bagi tim gabungan,” jelasnya.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Jombang, Bayu memastikan bahwa kebutuhan alat berat dan truk pengangkut material longsor akan dipenuhi oleh Dinas PUPR. Selama proses evakuasi, berbagai upaya terpadu terus dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana dan memberikan bantuan maksimal kepada masyarakat terdampak.
Di sisi lain, Bayu mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama musim penghujan dan segera melaporkan potensi bencana kepada pihak berwenang.
“Bencana longsor ini adalah kejadian kedua setelah peristiwa serupa pada Januari 2014. Kami berharap masyarakat yang tinggal di kawasan pegunungan Anjasmoro selalu waspada dan melaporkan kepada pihak terkait jika ada tanda-tanda rekahan tanah atau tebing. Dengan demikian, bencana serupa dapat dicegah dan risiko korban jiwa dapat diminimalkan,” tutup Bayu. *ryan